Home » artikel » Tanaman Salam (Eugenia polyantha)

Tanaman Salam (Eugenia polyantha)

9 September 2015

 

Tanaman Salam (Eugenia polyantha)

Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan dalam masakan. Tumbuhan ini juga dikenal dengan nama lain seperti ubar serai (Melayu), manting (Jawa), dan gowok (Sunda). Dalam bahasa inggris dikenal dengan nama bay leaf, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum (Wight.) Walp atau Eugenia polyantha Wight (Hariana, 2008).

Sistematika Tumbuhan

Sistematika tumbuhan salam sebagai berikut :

Kingdom        : Plantae

Superdivisi   : Spermatophyta

Kelas               : Dicotyledoneae

Ordo                : Myrtales

Famili              : Myrtaceae

Genus              : Syzygium

Spesies            : Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.

Morfologi Tumbuhan

Pohon bertajuk rimbun tinggi sampai 25 m. Batang bercabang-cabang, arah tumbuh batang tegak lurus, berkayu, biasanya keras dan kuat, bentuk batang bulat, permukaan batang beralur. Daun bila diremas berbau harum, berbentuk lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, pangkal lancip sedangkan ujung lancip sampai tumpul, panjang 5 cm sampai 15 cm, lebar 35 mm sampai 65 mm, terdapat 6-10 urat daun lateral, panjang tangkai daun 5 mm sampai 12 mm (Dir Jen POM, 1980).

Buah buni, berwarna gelap, berbentuk bulat dengan garis tengah 8 mm sampai 9 mm pada bagian tepi berakar lembaga yang sangat pendek (Dir Jen POM, 1980).

Kandungan Kimia Tumbuhan

Kandungan kimia daun salam antara lain minyak atsiri, tanin, dan flavonoid (Anonimb, 2004). Menurut literatur yang lain daun salam mengandung saponin, triterpen, flavonoid, tanin, dan alkaloid, sedangkan minyak atsiri dalam daun salam terdiri dari seskuiterpen, lakton, dan fenol (Indrayana, 2008).

Kegunaan Tumbuhan

Daun salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah negeri di asia tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur, maupun nasi. Daun dicampur dalam keadaan utuh, kering, ataupun segar. Daun ini memberikan aroma yang khas. Dari segi kesehatan daun salam efektif menurunkan kadar gula darah, menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol darah, menurunkan kadar asam urat, mengobati sakit maag, gatal-gatal, kudis, dan eksim. Daun salam juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri-bakeri penyebab penyakit, seperti bakteri Escherichia coli, Vibrio cholera, dan Salmonella sp (Anonimb, 2004).

1. Menurunkan kadar kolesterol darah

Kandungan senyawa aktif pada daun salam akan merangsang sekresi cairan empedu sehingga kolesterol akan keluar bersama cairan empedu bersama usus, dan merangsang sirkulasi darah sehingga mengurangi terjadinya pengendapan lemak pada pembuluh darah. Quercetin yang terkandung dalam flavonoid daun salam dapat menghambat sekresi dari Apo-B100  ke intestinum, sehingga jumlah Apo-B akan mengalami penurunan. Apo-B merupakan pembentuk VLDL dan LDL (Mayes, 2003).

Niasin pada daun salam juga mempunyai efek  dalam menurunkan LDL. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada pasien HIV, niasin yang diberikan dapat menurunkan kadar LDL kolesterol dan kolesterol total sebesar 20-30% (Geletko, 2001).

2. Menangkal radikal bebas

Daun salam mengandung minyak atsiri, tannin, dan flavonoid (Dalimartha, 2007). Komponen fenolik yang terdapat dalam tumbuhan terutama salam memiliki kemampuan mereduksi dan berperan penting dalam menyerap dan menetralkan radikal bebas dan dekomposisi peroksida (Indrayana, 2008).

3. Menyembuhkan diare

Tumbuhan salam memiliki kandungan tanin. Diperkirakan senyawa tanin yang terkandung dalam tumbuhan inilah yang bekerja sebagai astringent yaitu dapat menciutkan selaput lendir usus sehingga dapat menekan terjadinya diare dan meringankan keadaan diare yang non spesifik pada tubuh (Tan dan Raharja, 2002).

4. Menurunkan kadar asam urat darah

Dekokta daun salam pada dosis 1,25 g/kg berat badan dan infusa daun salam pada dosis 5,0 g/kg berat badan, dan ekstrak etanol daun salam pada dosis 420 mg/kg berat badan mampu menurunkan kadar asam urat darah mencit jantan yang hasilnya setara denga allopurinol dosis 10 mg/kg berat badan (Indah, 2008).

 

 

 

artikel