Home » artikel » Gembili (Dioscorea esculenta L.)

Gembili (Dioscorea esculenta L.)

19 June 2015

Gembili (Dioscorea esculenta L.)

Tanaman gembili (Dioscorea esculenta) merupakan tanaman yang berasal dari Thailand dan Indocina (Vietnam). Sesudah tahun 1500 M, tanaman ini telah menyebar di seluruh daerah tropis. Saat ini, budidaya tanaman gembili terpusat di Asia Tenggara (khususnya Papua Nugini), Ocenia, Madagaskar, Kepulauan Karibia dan Cina. Tumbuhan ini banyak dibudidayakan di daerah hutan yang terdapat banyak babi hutan. Hal ini dikarenakan jenis inilah yang bebas gangguan binatang, karena umbinya terlindungi oleh duri (Flach and Rumawas, 1996). Gambar umbi gembili ditunjukkan pada Gambar 2.2

Gembili merupakan jenis umbi yang tumbuh merambat dengan daun berwarna hijau dan batang berduri di sekitar umbi. Umbi gembili memiliki bentuk bulat sampai lonjong, namun ada juga yang bercabang dan lebar. Daging gembili berwarna putih bersih sampai putih keruh, sedangkan untuk kulit gembili berwarna krem sampai coklat muda (Muchtadi dkk., 1992).  Menurut Anonymous (2012) kedudukan tanaman gembili dalam sistematika tumbuhan dapat diklasifikan sebagai berikut :

Kingdom                      : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom                : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super divisi                 : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi                           : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas                           : Liliopsida (Berkeping satu/monokotil)

Sub Kelas                    : Lillida

Ordo                            : Liliales

Famili                          : Dioscoreaceae

Genus                         : Dioscorea

Spesies                       : Dioscorea esculenta(Lour.)

Tanaman gembili dapat menghasilkan 24.6 ton/ha di Malaysia, 20-30 ton/ha di Filipina, 70ton/ha di Irian Jaya, dan 10-2- ton/ha di Papua Nugini. Gembili cocok ditanam di daerah tropis dengan tanah yang gembur, tekstur dan mengandung tanah ringan, drainase yang baik dan mengandung banyak bahan organik, sehingga gembili memiliki prospek yang baik untuk di tanam di beberapa daerah di Indonesia seperti daerah Jawa, Madura, Bali dan juga  Sulawesi bagian Selatan (Flach and Rumawas, 1996).

Komponen kimia terbesar umbi gembili setelah air adalah karbohidrat. Karbohidrat umbi gembili tersusun dari amilosa dan amilopektin. Umbi gembili memiliki rasa yang manis, karena mengandung gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Berdasarkan perhitungan berat pati umbi, kadar amilosa pada umbi gembili sebesar 14,2% sedangkan kadar gulanya sekitar 7-11% (Muchtadi dkk, 1992). Penelitian yang dilakukan oleh Prabowo (2013), menunjukkan bahwa umbi gembili memiliki kandungan senyawa bioaktif berupa diosgenin, dioscorin, dan PLA. Berikut adalah hasil analisa kimia umbi gembili menurut penelitian Prabowo (2013) dibandingkan literatur padaTabel berikut.

Tabel Komposisi Kimia Umbi Gembili

Parameter (Berat Basah) Kadar Menuruta

Kadar Menurut Literatur

Protein (%)

2.97

5.73b

Lemak (%)

0.02

0.73b

Air (%)

85.28

76.79b

Abu (%)

0.49

7.57b

Karbohidrat by difference(%)

11.24

9.18b

Pati (%)

8.88

21.44c

Serat Kasar (%)

0.95

2.34b

Serat Pangan Larut Air (%)

3.45

Serat Pangan Tidak Larut Air (%)

8.30

Total Serat pangan

12.7

PLA (%)

3.83

Dioscorin (%)

0.77

Diosgenin (mg/100 g)

2.77

Sumber : a = Prabowo (2013), b = Polycarp et al., (2012), c = Richana dkk., 2004

Gembili telah menjadi sumber bahan pangan sekunder yang penting di beberapa negara tropis. Gembili mempunyai rendemen tepung umbi dan tepung pati tertinggi (24,28% dan 21,4%) dibanding umbi-umbi lain. Ditinjau dari hasil rendemennnya, gembili sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi tepung maupun pati. Gembili dapat dipakai sebagai makanan tambahan atau makanan pengganti untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras (Suhardi, 2002).

Perbandingan komposisi kimia  tepung gembili dan tepung terigu dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel Komposisi  Kimia Tepung Gembili dan Tepung Terigu

Parameter

Tepung Gembilia

Tepung Terigub

Protein (%)

7.53

14.45

Lemak (%)

0.13

2.09

Air (%)

7.81

13.00

Abu (%)

4.73

1.83

Pati (%)

33.29

Karbohidrat by difference (%)

85.8

78.74

Serat Kasar (%)

3.64

Serat Pangan Larut Air (%)

5.05

Serat Pangan Tidak Larut Air (%)

8.21

Total Serat Pangan (%)

16.9

Polisakarida Larut Air (%)

29.53

Dioscorin (%)

2.04

Diosgenin (mg/100g)

150.44

Keterangan : a =Prabowo (2013), b = Suarni dan Patong (1999)

Pada kelompok Dioscorea mengandung polisakarida utama yaitu glukomanan. Glukomanan memiliki beberapa sifat fisik yang istimewa, antara lain pengembangan glukomanan di dalam air mencapai 138-200% dan terjadi secara cepat (pati hanya mengembang 25%) (Glicksman, 1982). Dioscorin merupakan protein simpanan pada umbi-umbian keluarga Dioscorea. Dioscorin dan hidrolisat peptic dalam gembili menunjukkan penghambatan enzim pengubah angiotensin dan juga aktivitas antihipertensi secara in vivo dan invitro (Chuang, 2007). Selain itu, juga terdapat senyawa diosgenin. Diosgenin merupakan golongan saponin alami yang banyak ditemukan dari umbi jenis Dioscorea sp. dan kacang-kacangan. Aktivitas biologis diosgenin dan steroid saponin lain dan alkaloid telah diuji secara in vitro. Dalam beberapa penelitian, diosgenin dapat diserap melalui usus halus, berperan penting dalam mengatur metabolisme kolesterol (Roman et al., 1995) dan mengurangi resiko sakit jantung. Saponin sendiri memiliki kemampuan alami untuk menghalangi pertumbuhan mikroba, sehingga berpotensi untuk anti infeksi jamur, khamir, virus, dan meningkatkan efektivitas beberapa vaksin (Okwu, 2006).

artikel