Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus)
Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus)
Buah Naga Merah (Hylocereus Polyrhizus) adalah salah satu buah yang banyak dinikmati oleh masyarakat luas dimana kulit dari buah naga merah sendiri berjumlah 30-35% dari buahnya dan sering kali hanya dibuang sebagai sampah, padahal limbah kulit buah naga merah dapat dimanfaatkan secara optimal karena kulit buah naga merah mengandung senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan yaitu antosianin. Menurut Citramukti (2008) antosianin merupakan suatu zat warna yang berperan sebagai pewarna alami dan senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan. Sedangkan menurut Wu (2006), aktivitas antioksidan yang terdapat pada kulit buah naga merah lebih tinggi dari pada aktivitas antioksidan yang terdapat pada daging buahnya.
Warna merah yang ada pada kulit buah naga merah merupakan kontribusi dari pigmen yang dikenal dengan nama betalain. Betalain merupakan pigmen yang mengandung nitrogen dan terdiri dari betasianin yang memberi warna merah-violet dan betasantin yang memberikan warna kuning. Senyawa-senyawa tersebut memiliki aktivitas antioksidan, sehingga bermanfaat sebagai antioksidan alami (Jamilah, 2011)
Manfaat kulit buah naga sendiri adalah sebagai penghambat terjadinya proses oksidasi oleh antioksidan. Menurut Lim (2007), Penghambatan proses oksidasi tersebut disebabkan karena adanya zat antioksidan yang dapat mencegah terjadinya inisiasi, memutus rantai propagasi, mengurangi pembentukan radikal bebas dengan mengikat ion logam, dan mengurangi hidrogen peroksida.
Tabel Karakteristik Kulit Buah Naga Merah
Komposisi kimia |
Jumlah |
Betasianin (mg/100 gr) |
6.8 ± 0.3 |
Antioksidan( % inhibisi) |
10.2 ± 0.2 |
Fenol (GAE/100 gr) |
19.8 ± 1.2 |
Flavonoid (katechin/100 g) |
9.0 ± 1.4 |
Kadar air ( %) |
4.9 |
Protein (%) |
3.2 |
Lemak (%) |
0.7 |
Abu (%) |
19.3 |
Karbohidrat (%) |
72.1 |
Sumber : Saneto (2012)
Recent Comments