Home » artikel » Tepung Belalang kayu (Melanoplus cinereus)

Tepung Belalang kayu (Melanoplus cinereus)

11 June 2015

Belalang kayu (Melanoplus cinereus)

Belalang kayu (Melanoplus cinereus) merupakan salah satu dari berbagai jenis serangga. Spesies ini termasuk dalam  herbivora berwarna coklat yang termasuk ordo Orthoptera. Berikut merupakan klasifikasi dari Belalang Kayu.

Filum                           : Arthropoda

Class                             : Insecta

Order                           : Orthoptera

Suborder                    : Caelifera

Family                        : Acrididae

Subfamily                  : Melanoplinae

Genus                          : Melanoplus

Species                       : cinereus

Belalang merupakan salah satu makanan alternatif yang dapat dikonsumsi karena ketersediaannya banyak dan sebagian besar belalang dapat dikonsumsi. Delapan puluh jenis belalang dapat dikonsumsi secara aman. Belalang biasa ditangkap pada pagi hari ketika suhu udara sejuk. Beberapa negara di bagian afrika barat sering menjualnya di pasar tradisional sebagai makanan ringan (Van Huise et al, 2013). Belalang dapat dijadikan salah satu sumber makanan alternatif karena ketersediaannya yang banyak, bisa dijadikan pangan primer dilihat dari pandangan ekologi. Belalang dapat dijual dan disimpan setelah dikeringkan terlebih dahulu (Blaquez et al., 2012).

Belalang diketahui memiliki kandungan nutrisi yang tinggi menurut penelitian Wang (2007) belalang mengandung protein sebanyak 654.2 g/kg, lemak 83.0 g/kg, dan kitin 87.3 g/kg pada berat kering. Kandungan asam amino belalang terutama jenis asam amino lisin, metionin dan sistein memiliki kandungan yang lebih tinggi dibandingkan ikan. Apabila dibandingkan dengan jenis serangga lainnya belalang memiliki kandungan asam amino yang lengkap karena dibeberapa jenis serangga memiliki defisiensi asam amino metionin, sistein, dan lisin.

Pembuatan Tepung Belalang

Pembuatan tepung belalang diawali dengan pencucian menggunakan air panas kemudian bagian kaki dan sayapnya dihilangkan. Setelah itu dilakukan proses penggorengan dengan suhu 180 oC hingga berwarna kecoklatan kemudian sisa minyak hasil penggorengan ditiriskan menggunakan spiner. Kemudian belalang yang telah digoreng dilakukan proses penggilingan menggunakan hammer mill untuk memperkecil ukuran belalang hingga menyerupai tepung. Tepung belalang kemudian diayak dengan ukuran 60 mesh untuk mendapatkan ukuran partikel yang homogen.

Analisis Kimia yang dilakukan untuk tepung belalang meliputi analisis kadar air, kadar protein, kadar lemak, dan kadar abu. Berikut adalah tabel komposisi zat gizi tepung belalang.

 Tabel  Kandungan Gizi Tepung Belalang

Komposisi

Kadar %

Tepung belalang kayu (Melanoplus cinereus)1

Chinese Grasshopper

(Arcida cinerea)2

Air

8,86

Protein

33,11

65,49

Lemak

18,70

8,30

Abu

4,94

3,51

Kitin

8,73

Keterangan :

1. Data hasil penelitian

2. Wang (2007)

Tepung belalang mengandung kadar air sebesar 8,86%, kadar protein 33,11%; kadar lemak 18,7%; dan kadar abu 4,94%. Jika dibandingkan dengan belalang jenis Arcida cinerea kandungan protein dari belalang jenis Melanoplus cinereus lebih kecil. Perbedaan kandungan protein dipengaruhi oleh jenis belalang yang diteliti. Melanoplus cinereus merupakan serangga herbivora yang berhabitat di pohon turi, ketela, dan jati (Ristek, 2013). Sedangkan, Arcida cinerea merupkan jenis serangga yang banyak hidup di lahan pertanian seperti sorgum, gandum, padi, dan kapas (Campbell, 2013). Perbedaan habitat dari kedua jenis belalang menyebabkan perbedaan pakan yang berpengaruh pada kandungan nutrisi belalang seperti protein ataupun mineral.

Kandungan lemak dari tepung belalang sebesar 18,7% sedangkan kandungan lemak belalang jenis Arcida cinerea adalah sebesar 8,3% perbedaan ini dipengaruhi oleh perbedaan jenis belalang dan proses pengolahan. Proses pembuatan tepung belalang melewati tahapan penggorengan, minyak yang digunakan untuk menggoreng akan meningkatkan kandungan lemak pada tepung belalang sehingga kandungan lemak dalam belalang menjadi lebih tinggi. Sedangkan Arcida cinerea yang dianalisis, dikeringkan dengan metode pengovenan selama 72 jam sehingga tidak ada penambahan lemak dari luar sehingga belalang memiliki kandungan lemak yang rendah.

Kandungan abu dari tepung belalang Melanoplus cinereus dan Arcida cinerea tidak berbeda jauh. Abu juga dapat menunjukan kandungan mineral dalam bahan. Belalang mengandung komponen mineral seperti Kalium, Natrium, Kalsium, Magnesium, Zink, Zat Besi, dan Fosfor (Ojewola and Udom, 2005). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wang (2007) diketahui bahwa belalang mengandung kitin. Kitin yang ada didalam tepung belalang jenis Melanoplus cinereus akan dikarakterisasi menggunakan FTIR.

 

artikel