Tepung Bunga Marigold
Tepung Bunga Marigold
Tepung merupakan salah satu bentuk alternatif produk setengah jadi yang sangat luas penggunaannya, karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), diperkaya zat gizi (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat diolah. Tepung bunga marigold memiliki prospek dan peluang yang cukup besar sebagai bahan baku dalam industri pangan dan farmasi. Selain merupakan bahan baku dalam pembuatan ekstrak lutein sebagai suplemen kesehatan, saat ini tepung bunga marigold juga telah banyak digunakan sebagai bahan pewarna makanan alami yang bersifat aman dan memiliki kualitas warna yang baik. Pewarna makanan dalam bentuk tepung akan lebih efektif diaplikasikan pada bahan pangan. Pewarna alami adalah golongan pewarna yang mempunyai sifat kelarutan dan stabilitas tertentu, sehingga setiap pewarna terdapat dalam beberapa bentuk aplikasi yang berbeda, masing-masing diformulasikan untuk meyakinkan bahwa warna tersebut cocok dan efisien untuk dicampurkan ke dalam produk makanan tertentu (Hendry, 1996).
Menurut Hendry (1996), terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan bentuk aplikasi produk pewarna yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan dan penggunaanya, yaitu kelarutan, bentuk fisik, pH, dan pemberian bahan tambahan lain. Beberapa pewarna yang larut dalam minyak seperti kurkumin, klorofil dan xantofil biasanya memerlukan penambahan gum, penstabil dan emulsifier untuk membuatnya larut dalam air. Sehingga penting agar pewarna tersebut sesuai dengan sistem makanan yang diberi pewarna. Gambar dibawah ini merupakan produk tepung bunga marigold.
Karakteristik pigmen bunga dan tepung bunga marigold dapat diidentifikasi dengan spektrofotometer UV tampak untuk analisis pola spektra, yang bertujuan untuk mendeteksi pigmen utama dan yang terkandung pada bahan, dan mengidentifikasi apakah pigmen bahan mengalami degradasi atau tidak. Selain itu jugadiidentifikasi denganalat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi, untuk analisis komposisi dan kandungan pigmenbunga dan tepung bunga marigold. Pratheesh et al. (2009) melakukan analisis spektrofotometri, 10 gram bunga marigold diekstrak dengan pelarut organik, kemudian 0,5 ml hasil ekstraksi dilarutkan dalam 30 ml pelarut heksana, pada absorbansi 445 nm. Didapatkan hasilabsorbansi spesifik trans lutein sebesar 236 g/L.
Hasil penelitian Sarkar (2012) melakukan analisis pola spektra lutein ester bunga marigold dengan spektrofotometer UV tampak pada 300 – 600 nm dalam pelarut heksana. Didapatkan hasil panjang gelombang maksimum pada 445 nm dan 472 nm. Analisis komposisi dan kandungan lutein bunga marigold, ekstrak lutein dilarutkan dalam 1 ml metanol dan diidentifikasi dengan KCKT dengan kolom Supel Cosil LC8 (25cm × 4.6mm, 5μm), fase gerak pompa A adalah asetonitril : H2O (97.5:2.5), dan pada pompa B adalah asetonitril : diklorometan (70:30,v:v). Didapatkan hasil kromatogram lutein dengan waktu retensipada menit 6,61.
Hasil penelitian lain Tinoi et al. (2005) melakukan analisis ekstrak bunga marigold menggunakan spektrofotometer UV tampak dan KCKT dengan Diode Array Detector, menggunakan kolom C30 (4,6 × 250 mm, ODS 5 μm), suhu 22°C, pada panjang gelombang 450 nm. Fase gerak menggunakan asetonitril : metanol (65:35, v/v) dengan laju aliran 1,0 ml/menit. Volume injeksi adalah 25 μL. Hasilnya didapatkan panjang gelombang lutein pada 420, 445, 475 nm, dengan waktu retensi 42,65 menit.
Hasil penelitian Boonnoun et al. (2012) melakukan analisis lutein bunga marigold dengan KCKT menggunakan Agilant 1100, kolom Lichrocart C-18 (panjang 30 cm), dengan Diode Array Detector Module 335 dan injektor otomatis. Fase gerak yang digunakan adalah sistem pelarut gradien asetonitril : metanol (9:1,v:v) (A) dan etil asetat (B), dari 0% ke 100% selama 30 menit, dengan laju aliran 1 ml/menit, dan panjang gelombang pada 450 nm. Hasilnya dideteksi terdapat dua komponen utama dengan waktu retensi10,444 dan 11,346 menit.
Identifikasi pigmen karotenoid menggunakan metode KCKT YMC 30 dengan kolom fase terbalik (RP, ODS, YMC 30) yang dimodifikasi. Waktu identifikasi selama 70 menit dan suhu kolom 25°C, elusi pigmen dilakukan dengan laju alir 1 ml / menit menggunakan elusi gradien 100% A ke100% B. Fase mobil yaituA (metanol (MeOH) / methyl-tert-butyl-ether (MTBE) / H2O=81/15/4), B (metanol (MeOH) / methyl-tert-butyl-ether (MTBE) / H2O=6/90/4). Deteksi dilakukan dengan detektor PDA pada panjang gelombang 450 nm.
Recent Comments