Home » artikel » Garut (Maranta arundinacea)

Garut (Maranta arundinacea)

22 June 2015

Garut (Maranta arundinacea)

Tanaman garut (Marantha arundinacea L.; Maranthaceae ) merupakan suatu jenis herba tegak, berumpun dan merupakan tanaman tahunan. Tanaman garut dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak tahun 1936 dengan nama yang berbeda di setiap wilayahnya,  contohnya seperti sagu banhan (Batak Karo), sagu rare (Minangkabau), sagu andrawa ( Nias), sagu (Palembang), larut/patat (Jawa Barat), arus/jelarut/irut/larut/garut (Jawa Timur), labia walanta (Gorontalo), huda sula (Ternate) (Heyne, 1987).Tanaman garut belum dibudidayakan secara intesif. Tanaman ini masih tumbuh liar di kebun dan pekarangan rumah. Sebagian besar tanaman ini terdapat di Pulau Jawa terutama di Jawa Tengah (Lingga dkk., 1986). Gambar umbi garut ditunjukkan pada Gambar berikut:

Umbi garut dihasilkan dari tanaman garut. Umbi garut sendiri memiliki karakteristik berwarna putih dengan panjang mencapai 10 – 30 cm, diameter 2-5 cm dengan diselimuti oleh daun-daun dengan bentuk sisik yang berwarna kecoklatan.Tinggi tanaman mencapai 0,5-1,5 m dengan batang berdaun dan mempunyai percabangan menggarpu. Tanaman garut dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dan ketinggian tempat serta di bawah naungan (Arimbi, 1998). Taksonomi umbi garut secara biologi diklasifikasikan sebagai berikut :

Kerajaan                      : Plantae

Ordo                            : Commelinids

Famili                          : Marantaceae

Genus                         : Maranta

Spesies                       : M. arundinacea

Nama binomial            : Maranta arundinacea

Komposisi umbi garut sangat didominasi oleh karbohidrat terutama pati. Untuk garut segar yang baru saja dipanen mengandung pati sekitar 16-18 % dengan kandungan airnya yang sangat tinggi (Villamayor and Jukema, 1995).Dalam pengolahan umbi garut, perlu diketahui umur panen optimum tanaman garut sehingga nantinya kan dihasilkan produk yang dapat diterima dan disukai oleh masyarakat. Umbi garut dapat dipanen setelah mencapai umur 6 sampai 10 bulan setelah tanam (Anonymous, 2006b). Komposisi kimia umbi garut dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel Komposisi Kimia Umbi Garut

Parameter

Kadar Menuruta

Kadar Menurutb

Protein (%)

1.54

2.20

Lemak (%)

0.02

0.10

Air (%)

79.03

72

Abu (%)

0.88

1.40

Karbohidrat (%)

18.53

21.70

Pati (%)

16.14

19.40

Serat Kasar (%)

1.03

1.30

Serat Pangan Larut Air (%)

1.41

Serat Pangan Tidak Larut Air (%)

9.37

PLA (%)

0.69

Diosgenin (mg/100g)

1.57

Keterangan : a = Kurniawan (2014), b = Lingga (1996)

Garut merupakan sumber potensial tepung terigu. Impor terigu setiap tahunnya tidak kurang 3 juta ton. Indonesia sendiri memiliki  335 ribu hektar lahan garut, impor terigu dapat berkurang ratusan ribu ton. Garut mempunyai potensi pasar Internasional. Di St. Vincent (Amerika Tengah), tanaman ini telah diusahakan secara komersial  dan sekitar 95 % kebutuhan dunia dipasok dari negara ini. Negara pengekspor garut di kawasan Asia Tenggara adalah Philipina (Dadang,1998). Perbandingan komposisi kimia tepung garut dan tepung terigu dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel Komposisi Kimia Tepung Garut dan Tepung Terigu

Parameter

Tepung Garuta

Tepung Terigub

Protein (%)

5.54

14.45

Lemak (%)

0.08

2.09

Air (%)

13.48

13.00

Abu (%)

3.31

1.83

Karbohidrat (%)

77.59

Pati (%)

67.12

78.74

Serat Kasar (%)

1.83

Serat Pangan Larut Air (%)

1.12

Serat Pangan Tidak Larut Air (%)

10.49

PLA (%)

3.98

Diosgenin (mg/100g)

2.16

Keterangan : a = Kurniawan (2014), b = Suarni dan Patong (1999)

Selain sebagai sumber karbohidrat, umbi garut juga memiliki manfaat kesehatan utamanya bagi penderita diabetes atau kencing manis. Kedua penyakit tersebut merupakan penyakit yang disebabkan oleh tingginya kadar gula darah. Umbi garut memiliki nilai indeks glikemik yang cukup rendah (14), jika dibandingkan umbi-umbian lainnya, seperti gembili (90), kimpul (95), ganyong (105), dan ubi jalar (179) (Marsono, 2002). Indeks glikemik sendiri merupakan ukuran yang menyatakan kenaikan gula darah setelah seseorang mengkonsumsi makanan yang bersangkutan (Truswell, 1992). Selain itu, umbi garut juga memiliki nilai kalori yang rendah. Dalam 100 gram umbi garut segar hanya menyediakan 65 kalori. Akar garut segar mengandung vitamin B kompleks, beberapa mineral penting, dan merupakan sumber folat yang baik (Anonymous, 2013b).

artikel