Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum)
Tanaman Sirih Merah (Piper crocatum)
Tumbuhan sirih merah (Piper crocatum) tumbuh menjalar seperti halnya sirih hijau. Batangnya bulat bertangkai berwarna hijau keunguan dan tidak berbunga. Daunnya bertangkai membentuk jantung dengan bagian atas meruncing. Bertepi rata, dan permukaannya mengkilap atau tidak berbulu. Panjang daunnya bisa mencapai 15-20 cm. Warna daun bagian atas hijau bercorak putih keabu-abuan, bagian bawah daun berwarna merah hati cerah. Daunnya berlendir, berasa sangat pahit dan beraroma khas sirih. Batangnya bersulur dan beruas dengan jarak buku 5-10 cm di setiap buku tumbuh bakal akar (Sudewo, 2005).
Sirih merah bisa tumbuh dengan baik di tempat yang teduh dan tidak terlalu banyak terkena sinar matahari. Jika terkena sinar matahari langsung pada siang hari secara terus-menerus warna merah daunnya bisa menjadi pudar, buram dan kurang menarik. Tanaman sirih merah akan tumbuh baik jika mendapatkan 60-75 % cahaya matahari (Sudewo, 2005).
Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi tanaman sirih merah (piper crocatum) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper crocatum
Kandungan dan Manfaat Daun Sirih Merah
Daun sirih merah memiliki kandungan kimia dengan khasiat tertentu yang disebut dengan metabolit sekunder yang menyimpan senyawa aktif seperti flavonoid, alcohol, terpenoid, cyanogenic, glucoside, isoprenoid, nonprotein amino acid, euganol. Sedangkan senyawa flavonoid dan polevenolad memiliki sifat antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptic dan antiinflamasi (Sudewo, 2005). Komponen-komponen ini mampu mencegah adanya bakteri pathogen dalam makanan yang diketahui sebagai pembusuk pada makanan (Jenie et all, 2001). Kandungan alkaloid, flavonoid dan tanin juga telah diteliti peranannya sebagai anti bakteri (Juliantina dkk, 2009).
Pemanfaatan sirih merah di masyarakat telah dilakukan menurut pengalaman secara turun menurun. Di masyarakat, sirih merah dipakai sebagai antiseptik, untuk mengatasi diabetes, kanker, hipertensi dan penyakit hepatitis. Dalam bentuk teh herbal, sirih merah digunakan untuk mengobati asam urat, kencing manis, maag dan kelelahan (Manoi, 2007).
Adapun manfaat lain dari kandungan senyawa pada daun sirih merah yaitu euganol yang merupakan turunan dari fenol senyawa minyak atsiri bersifat antifungal dengan menghambat pertumbuhan yeast (sel tunas) dari C. albicans dengan cara merubah struktur dan menghambat pertumbuhan dinding sel. Ini menyebabkan gangguan fungsi dinding sel dan peningkatan permeabilitas membran terhadap benda asing dan seterusnya menyebabkan kematian (Haviva, 2011).
Minyak Atsiri Daun Sirih Merah
Salah satu bahan alami yang mempunyai kemampuan sebagai antibakteri adalah daun sirih. Daun sirih mengandung 4,2% minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol yang merupakan isomer Euganol allypyrocatechine, Cineol methil euganol, Caryophyllen (siskuiterpen), kavikol, kavibekol, estragol, dan terpinen (Sastroamidjojo, 1997). Senyawa fenil propanoid, dan tanin bersifat antimikroba dan antijamur (Mahendra, 2005) yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri (antara lain Escherichia coli, Salmonella sp, Staphylococcus aureus, Klebsiella, Pasteurella dan dapat mematikan Candida albicans (Agusta 2000, Hariana 2007).
Seperti halnya daun sirih hijau, daun sirih merah memiliki kandungan minyak atsiri yang dapat berfungsi sebagai antifungi dan bakterisida. Peran daun sirih merah sebagai antifungi Candida albicans telah diketahui dalam bentuk minyak atsirinya (Sulistiyani dkk., 2007).
Recent Comments