Durian
Durian
Buah durian sudah sangat populer bagi masyarakat Asia Tenggara, terutama Indonesia. Durian berasal dari daerah Asia Tenggara, diduga sumber genetik utama durian adalah Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Di Kalimantan dapat ditemukan berbagai jenis durian luar seperti Durio testudinarium (kura-kura), Durio grudiflorus (mencit), Durio Kutejensis (lai) dan berbagai tipe atau varietas Durio Zibethtinus (durian budidaya). Kemudian durian menyebar di Srilanka, India Selatan, Papua Nugini, Australia dan Zanzibar (Jaya , 1995)
Tanaman durian di habitat aslinya tumbuh di hutan belantara yang beriklim panas (tropis) Pengembangan budidaya tanaman durian yang paling baik adalah di daerah dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas permukaan laut dan keadaan iklim basah, suhu udara antara 25-35°C, kelembaban udara (RH) sekitar 50-80%, dan intensitas cahaya matahari 45-50% (Rukmana, 2001) Klasifikasi ilmiah tanaman durian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Ilmiah Tanaman Durian
Klasifikasi | Ilmiah |
Kingdom | Plantae |
Divisi | Spermatophyta (tumbuhan berbiji) |
Sub Divisi | Angiospermae (berbiji tertutup) |
Kelas | Dicotyledonae (berkeping dua) |
Ordo | Malvaceae |
Famili | Bombacaceae |
Genus | Durio |
Spesies | Durio zibethinus Murr |
Sumber: Rukmana (2001)
Tanaman durian di habitat alami tumbuh tahunan hingga mencapai ratusan tahun (200 tahun). Pohonnya berkayu dapat mencapai ketinggian 50 meter atau lebih, bercabang banyak dan membentuk kanopi (tajuk) mirip kerucut atau segitiga. Biji durian berbentuk bulat telur, berkeping dua, berwarna putih kekuning-kuningan atau coklat muda. Tiap rongga buah terdapat 2-6 biji atau lebih. Biji durian merupakan alat atau bahan perbanyakan tanaman secara generatif, terutama untuk batang bawah pada penyambungan (Tim Bina Karya Tani, 2008).
Di Indonesia ada 21 kultivar durian unggul yang dirilis oleh Dinas Pertanian, yaitu : petruk, sukun, sitokong, kani, otong, simas, sunan, sihijau, sijapang, siriwig, bokor, perwira, sidodol, bantal mas, hepe, matahari, aspar, sawah mas, raja mabah, kalapet, dan lai mansau (Untung, 2008)
Buah durian berbentuk bulat, bulat panjang, atau variasi dari kedua bentuk itu. Buah yang sudah matang panjangnya sekitar 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm. Beratnya sebagian besar berkisar antara 1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5 juring yang didalamnya terletak 1-5 biji yang diselimuti daging buah berwarna putih, krem, kuning, atau kuning tua. Besar kecilnya ukuran biji, rasa, tekstur dan ketebalan daging buah tergantung varietas (Untung, 2008)
Daging buah strukturnya tipis sampai tebal, berwarna putih,kuning, atau kemerah-merahan atau juga merah tembaga. Buah durian berwarna hijau sampai kecoklatan, tertutup oleh duri-duri yang berbentuk piramid lebar,tajam, dan panjang 1 cm. Tiap Pohon durian dapat menghasilkan buah antara 80-100 butir, bahkan hingga 200 buah, terutama pada pohon durian berumur tua (Rukmana, 2001).
Batang pohon durian yang sudah tidak produktif dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Bagian utama dari tanaman durian yang mempunyai nilai ekonomi dan sosial yang cukup tinggi adalah buah. Buah yang telah matang/ masak selain enak dikonsumsi segar juga dapat diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis makanan maupun campuran minuman, seperti dibuat kolak, keripik, dodol, atau penambah cita rasa ice cream. Disamping itu buah durian mengandung nilai gizi yang cukup tinggi dan komposisinya cukup lengkap (Purba, 2002)
Selama ini bagian buah durian yang lebih umum dikonsumsi adalah bagian buah atau dagingnya. Presentase berat bagian ini termasuk rendah yaitu hanya 20-35%. Hal ini berarti kulit (60-75%) dan biji 5-15% belum termanfaatkan secara maksimal. Umumnya kulit dan biji menjadi limbah yang hanya sebagian kecil dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Bahkan sebagian besar dibuang begitu saja.(Prasetyaningrum, 2010)
Di Indonesia biji durian dapat diperoleh pada beberapa daerah yang mempunyai potensi akan adanya buah durian dimana biji durian tersebut menjadi salah satu limbah yang terbengkalai atau tidak dimanfaatkan, yang sebenarnya banyak mengandung nilai tambah. Agar limbah ini dapat dimanfaatkan sebagaimana sifat bahan tersebut dan digunakan dalam waktu yang relatif lama, perlu di proses lebih lanjut menjadi beberapa hasil yang bervariasi (Hutapea, 2010)
Biji Durian apabila dipotong akan mengeluarkan lendir atau dikupas kulitnya. Lendir ini tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa serta larut dalam air panas maupun dingin membentuk suatu larutan kental. Menurut Purba (2002) lendir ini merupakan gum karena sifat-sifatnya sama seperti sifat gum.
Tabel Komposisi Kimia dalam 100 gr Biji Durian
Zat Gizi | Jumlah |
Karbohidrat
Protein Lemak Serat Kalsium Fosfor Air |
30 gr
9,79 gr 0,2 gr 1,08 gr 270 mg 900 mg 51,1 gr |
Sumber: Winarti dan Purnomo (2006)
Secara fisik biji durian yang dimasak mengandung 51,1 gr air, 46,2 gr karbohidrat, 2,5 gr protein dan 0,2 gr lemak. Kadar karbohidrat ini lebih tinggi dibanding singkong 34,7% ataupun ubi jalar 27,9%. Kandungan karbohidrat yang tinggi ini memungkinkan dimanfaatkannya biji durian sebagai sumber karbohidrat yang ada dalam bentuk tepung. Tepung ini bisa diproses lebih lanjut sebagai bahan baku produk-produk olahan pangan (Prasetyaningrum, 2010).
No Comments to “Durian”