Açaí (Euterpe oleracea Mart.)
Açaí (Euterpe oleracea Mart.)
Açaí pada umumnya dikenal sebagai açaí berry dan merupakan buah yang tumbuh di hutan hujan Amazon, Brazil. Açaí tumbuh terutama di dataran Sungai Amazon dan anak-anak sungainya, seluas lebih dari 12 juta hektar. Hingga 7.000 pohon dapat tumbuh per hektar yang membentuk kanopi yang melindungi tanaman dari radiasi sinar matahari (Schauss, 2006a).
Klasifikasi dari buah Açaí adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Monocotyledons
Sub kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae/Palmae
Genus : Euterpe Mart.
Spesies : Euterpe oleracea Mart.
Buah açaí pada mulanya hanya dikonsumsi oleh penduduk lokal, namun sekarang keberadaannya telah menyebar hampir ke seluruh dunia. Schauss (2006a) menyatakan bahwa buah açaí memiliki tampilan menyerupai buah anggur tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil, bulat, berwarna hitam-ungu, dan setiap cabang terdiri dari 500-900 buah. Exocarp dari buah matang berwarna ungu atau hijau tergantung dari jenis dan tingkat kematangan buah. Mesocarp buah ini lembek dan tipis dengan ketebalan 1 mm. Buah açaí berukuran 2,5 cm yang terdiri dari 87% berupa biji, 13% pulp dan kulit. Buah açaí pulp telah mendapat banyak perhatian dalam beberapa tahun terakhir karena kapasitas antioksidan yang sangat tinggi dan perannya sebagai pangan fungsional. Freeze dried açaí pulp memiliki nilai antioksidan yang tinggi yang diukur dengan ORAC sebesar (1,027 mmol TE/g) (Schauss, 2006a). Perbandingan kapasitas total antioksidan dari beberapa buah dan berry dapat dilihat pada Tabel
Tabel Total Antioxidant Capacity (TAC) per takaran
Jenis Buah |
Kadar air (%) |
TAC (mmol TE/g) |
Takaran Saji (g) |
TAC per takaran |
Açaí pulp |
60,0 |
410,80 |
145 |
59,566 |
Blueberry |
85,0 |
62,20 |
145 |
9,019 |
Cranberry |
87,1 |
94,56 |
95 |
8,983 |
Blackberry |
86,9 |
53,48 |
145 |
7,701 |
Raspberry |
85,8 |
49,25 |
123 |
6,058 |
Strawberry |
91,1 |
35,77 |
166 |
5,938 |
Apel |
85,7 |
38,99 |
138 |
5,381 |
Alpukat |
72,0 |
19,33 |
173 |
3.344 |
Sumber : (Schauss, 2006a)
Kandungan Buah Açaí (Euterpe oleracea Mart.)
Pulpbuahaçaímengandungproteinsekitar 2,4% dan5,9% lemak. Analisisasam lemak menyebutkan bahwa asam lemak tak jenuh tunggal oleat merupakan komponen lemak utama yakni 56,2%, asam lemakjenuh palmitat24,1%, danasam linoleat12,5% (Schauss, 2006b). Schauss (2006b) juga menyebutkan bahwa buah açaí juga kaya akan kandungan asam amino antara lain: alanine, arginin, asam aspartate, sistin, asam glutamate, glisin, histidin, hidroksiprolin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, prolin, serin, threonine, tirosin, dan valin.
Kandungan mineral dalam buah açaí yakni boron, kalsium, kromium, tembaga, iodin, besi, magnesium, mangan, potassium, selenium, sodium, dan zinc. Selain ditemukan berbagai macam mineral, pada buah acai juga tinggi kandungan vitamin yakni biotin, asam folat, inositol, asam pantotenik, vitamin A, B1, B2, B3, B6, B12, C, D, dan E (Schauss, 2006b).
Analisis fenolat buah açaí ditemukan antosianin3-glikosida, asam ferulic, epicatechin, asam benzoatp-hidroksi, asam galat,asam,catechin, asam ellagic, asamvanilatprotocatechuic,p-coumaric, dan gallotanin (Del Pozo, 2004).
Tabel Kandungan senyawa fitokimia Açaí (Euterpe oleracea Mart.)
Komposisi Senyawa Fitokimia Buah Açaí |
|
Beta-sitosterol | Homoorietin |
Campesterol | Isoquercitin |
Catechin | Isovitexin |
Coumeric acid | Kaempferol |
Cyanidin-3-glucoside | Luteolin |
Cyanidin-3-rutoside | Luteolin-4-glucoside |
Cyanidin-3-diglyside | Methyl-derivative of homoorientin |
Cyanidin-3-O-rutinoside | Myricetin |
Cyanidin-3-glucoside-coumaraterutinoside | Orientin |
Deoxyhexose | Proanthocyanin |
Epicatechin | Protocatchuric acid |
Eriodictyol | Protocatechic acid |
Eriodictyol-7-glucoside | Pterostilbene |
Eurpatorin | Quercitin-3-arabinoside |
Ferulic acid | Resveratrol |
Flavanols | Sigmasterol |
Flavonoids | Taxifolin |
Flavonols | Vanilic acid |
Gallic acid |
Sumber : (Schauss, 2006a)
Manfaat Buah Açaí (Euterpe oleracea Mart.)
Penelitian yang telah dilakukan pada Açaí pulp ditemukan adanya kandungan polifenol yang relatiftinggi misalnya flavonoid terutama proantosianin dan dalam tingkat yang lebih rendah yakni antosianin (cyandin3-glucoside dancyanidin3-rutinosida) serta karotenoid, dan asam askorbat (Del Pozo, 2004; Rodrigues, 2006; Schauss, 2006b; Pacheco, 2008; Chin, 2008). Açaí pulp juga memiliki aktivitas antioksidan yang relatif kuat yakni sebagai scavenger ROSsepertisuperoksida(O2) danperoksil(ROO-) radikal, yangberkontribusiuntukpencegahanbeberapa penyakitinflamasiseperti penyakit tidak menular(diabetes, arthritis, kanker) (Lichtenthäler, 2005; Rodrigues, 2006; Pacheco, 2008; Chin, 2008). Kandungan antioksidan yang relatif tinggi menjadikan buah acai banyak digunakan sebagai pangan fungsional dalam upaya pencegahanpenyakitdan terapi.
Manfaat kesehatanAçaí yang didasarkanpada studieksperimental potensiterhadap:
- Inflamasi, misalnya penghambatan NF-KB dan jalur MAPK, penghambatan aktivitas Cy-clooxygenase (COX) (Schauss, 2006a; Xie, 2012)
- Penuaan, yakni ditunjukkan dengan memperpanjang umur lalat dengan diet tingga asam lemak jenuh atau kekurangan enzim antioksidan SOD. Selain itu, secara dermatologis dapat melawan gangguan psioriasis dan dermatitis atopic, serta perawatan kecantikan (Baumann, 2009; Sun 2010).
- Kanker, misalnya yang disebabkan oleh apoptosis sel leukemia atau kanker usus besar secara in vivo (Del Pozo, 2006; Fragoso, 2013).
- Penyakit kardiovaskular yaitu efekvasodilatasidimediasi olehNitric Oxide(NO) /cyclicGuanosinMonophosphate(cGMP)/Endotel–Derived HyperPolarizingFactor(EDHF) jalur, perbaikanprofillipid, dan peredamanaterosklerosis (Rocha, 2007; Feio, 2012).
- Sindrom metabolik, misalnya perbaikan profil lipid seperti pengurangan LDL-kolesterol dan peningkatan post-prandial dengan peningkatan glukosa plasma setelah makan, pencegahandan pengendalian Type-2 Diabetes tipe 2 melalui mekanisme Fenofibrate drug-like molecularyang melibatkan Phosphophenolpyruvate Carboxykinase (PEPCK) (Sun, 2010; Udani, 2011).
- Infeksi, misalnya melalui stimulus respon kekebalan (Holderness, 2011; Skyberg, 2012)
- Nyeri, misalnya pengurangan C-Reactive Protein (C-RP) pada manusia (Jensen, 2011).
- Kerusakan DNA, misalnya dengan penurunan kerusakan yang disebabkan oleh obat-obatan doxorubicin dalam eritrosit mencit dan yang dihasilkan oleh H2O2 dalam jaringan otak dan melalui aktivitas antioksidan (Spada, 2009; Ribeiro, 2010)
Recent Comments