Beras
Beras
Sejak jaman dahulu beras merupakan komoditi pangan yang terpenting bagi manusia, sekitar 90% beras dikonsumsi langsung oleh manusia dan hanya sebagian kecil yang digunakan untuk makanan ternak dan industri (Ariani, 1998). Susanto dan Saneto (1994) menyebutkan, beras merupakan hasil olahan tanaman padi yang telah mengalami pelepasan tangkai serta kulit biji baik dengan cara digiling maupun ditumbuk. Berdasarkan panjang pendeknya butiran, beras dapat dikelompokkan menjadi ekstra panjang (>7 mm), panjang (6-7 mm), sedang (5-5,59 mm), dan pendek (<5 mm).
Tabel 4. Komposisi Gizi Beras Pecah Kulit, Beras Giling dan Nasi dari Beras
Giling (dalam 100 gram bahan)
Komponen |
Beras Pecah Kulit |
Beras Giling |
Nasi |
Energi (Kal) |
335 |
360 |
178 |
Protein (g) |
7,4 |
6,8 |
2,1 |
Lemak (g) |
1,9 |
0,7 |
0,2 |
Karbohidrat (g) |
76,2 |
78,9 |
40,6 |
Kalsium (mg) |
12 |
6 |
5 |
Fosfor (mg) |
290 |
140 |
22 |
Besi (mg) |
2 |
0,8 |
0,5 |
Vitamin A (SI) |
0 |
0 |
0 |
Vitamin B1 (mg) |
0,32 |
0,12 |
0,02 |
Vitamin C (mg) |
0 |
0 |
0 |
Air (g) |
13,2 |
13 |
57 |
Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1992) dalam Astawan (2004)
Menurut Astawan (2004), semakin tinggi kadar amilosa dalam beras, maka semakin keras dan pera nasi yang dihasilkan. Sebaliknya semakin tinggi kadar amilopektin dalam beras maka semakin lengket nasi yang dihasilkan. Menurut Muchtadi, dkk. (2010), berdasarkan kadar amilosanya, beras digolongkan menjadi tiga yaitu kadar rendah (10-20%), menengah (20-25%), dan tinggi (25-33%).
No Comments to “Beras”